Jumat, 18 Oktober 2013

Menguji Andrenalin di pantai Ladeha

Menguji Adrenalin di Pantai Ladeha

Deburan ombak seakan tak pernah lelah membentur bebatuan besar nan tinggi di Pantai Ladeha. Bebatuan itu seolah hendak menjaga kolam alam bening yang ada di sebelahnya dari amukan gulungan ombak. Kolam seukuran 10×7 meter itu menjadi primadona bagi setiap pengunjung yang datang ke pantai yang terletak di Desa Lölömoyo, Kecamatan Amandraya, Kabupaten Nias Selatan ini.
Betapa tidak, kolam dengan kedalaman 3 meter itu menjadi surga bagi para pengunjung yang pandai berenang dan ingin uji nyali menyelam sambil menikmati indahnya biota laut.
Pada saat-saat tertentu, hempasan air laut akan melewati bebatuan yang mencapai 5 meter, kemudian masuk ke kolam yang terbentuk secara alami itu. Dan itu adalah tontonan yang sangat menarik perhatian setiap pengunjung.
Pantai Ladeha terletak sekitar 36 kilometer dari pusat Kota Telukdalam, dan jarak dari jalan provinsi kabupaten menuju lokasi sekitar 1,5 kilometer. Akses jalan menuju pantai sudah mulai memadai. Pembangunan jalan rabat beton yang dilaksanakan oleh PNPM-Mandiri pada 2010, dan pembangunan jalan sepanjang 300 meter dengan dana yang bersumber dari APBD 2012 juga semakin memudahkan pengunjung mencapai pantai yang juga dikenal dengan nama Lala Dönu Harazaki ini.

Tiga Dimensi

Berkunjung ke Pantai Ladeha bagai melihat pemandangan tiga dimensi yang mengagumkan. Sisi kanan pantai terdapat hamparan pasir putih yang cukup luas. Biasanya para pengunjung memanfaatkan tempat ini untuk berenang, karena gelombang laut di daerah itu tidak begitu besar.
Bila ingin menikmati tempat yang lebih menantang, pengunjung bisa beralih ke sisi kanan pantai. Saat memasuki lokasi yang di penuhi bebatuan besar ini, pengunjung harus melewati gua yang merupakan pintu gerbang menuju kolam alam andalan Pantai Ladeha.

Pemandangan dari atas puncak bebatuan 
Bila tidak ingin berenang, pengunjung juga bisa menguji adrenalin dengan menaiki puncak bebatuan dan menikmati gelombang laut yang menghempas bebatuan. Pengunjung harus berhati-hati saat berada di puncak bebatuan, karena selain gelombang laut yang bisa mengenai pengunjung, di puncak bebatuan juga angin sangat kencang.
Salah satu pengunjung Elfi Laia (22) mengatakan, Pantai Ladeha cocok untuk dijadikan objek wisata keluarga.
“Pantai Ladeha merupakan pantai yang indah dan cocok untuk dijadikan objek wisata keluarga. Ombak yang indah dan pasir yang putih serta batu-batu dan karang di laut semakin melengkapi indahnya pantai ini. Hanya saja sangat disayangkan karena kondisi jalan menuju Pantai Ladeha belum dapat dilewati kendaraan roda empat,” ujar Elfi.

Mulai Dilirik Investor Asing

Pantai Ladeha mulai dikenal pascagempa bumi dan tsunami yang melanda Pulau Nias pada 2005. Pada saat itu air laut surut, sehingga membentuk pantai dengan hamparan pasir putih.
“Dulunya, Pantai Ladeha tidak bisa dimasuki oleh masyarakat, karena gelombangnya sangat besar. Pascabencanasetelah air lautnya surut, mulailah para wisatawan asing berselancar di daerah yang ada pasir putih. Sejak itu, pengunjung Ladeha terus bertambah. Pengunjung bisa mencapai 2000-3000 orang per minggu,” ujar tokoh masyarakat Yakin Nudin Y Laia.

Pantai Ladeha, di Desa Lölömoyo, Kecamatan Amandraya, Kabupaten Nias Selatan 
Yakin menuturkan, kata Ladeha berarti dicabut. Nama ini diberikan oleh masyarakat setempat karena di Pantai Ladeha, orang-orang juga biasa memancing ikan. Selain bisa menjadi tempat memancing, menjelang senja, bila cuaca bagus, pengunjung juga bisa menikmati indahnya matahari terbenam.
Meski minim fasilitas, tetapi minat masyarakat untuk mengunjungi pantai ini cukup besar. Terbukti hingga saat ini, setiap hari minggu, jumlah pengunjung bisa mencapai 500 orang. Menurut Yakin, perhatian pemerintah terhadap objek wisata Pantai Ladeha sangat rendah. Meskipun lokasi sekitar pantai cukup bersih, tetapi masih diperlukan penataan yang lebih baik.
Pada Februari 2012, dua investor asal Singapura berkunjung ke Pantai Ladeha. Promosi yang dilakukan oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Nias Selatan di Sumatera Expo 2011 di Batam mampu menarik calon investor ini untuk mensurvei daerah tujuan wisata di Nias Selatan. Meskipun hingga saat ini belum ada realisasi dari kunjungan tersebut, tetapi setidaknya Pantai Ladeha sudah mulai menarik perhatian dunia.
Kepala Bidang Pemasaran dan Promosi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Nias Selatan Arianis Duha mengatakan, Pantai Ladeha itu ibarat Tanah Lot-nya Nias Selatan.
“Saya pernah ke Bali, dan menurut saya, suasana Pantai Ladeha ini mirip dengan Tanah Lot di Bali. Bila ditata dengan baik, tidak tertutup kemungkinan Pantai Ladeha bisa menjadi salah satu objek wisata andalan Nias Selatan”, ujar Arianis saat ditemui di Kantor Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Nias Selatan, Jalan Lagundri Km 7, Fanayama, Kamis (14/2/2013).
Meskipun belum menjadi prioritas utama, pemerintah harus tetap memperhatikan nasib objek-objek wisata yang tersebar di beberapa daerah di Nias Selatan. Karena sektor pariwisata merupakan salah satu sektor yang bisa menjadi andalan sumber PAD dan sarana memperkenalkan Nias Selatan kepada dunia.

Legenda Laowomaru

Dahulu kala ada dua kerajaan yang saling bermusuhan. Masing-masing  kerajaan itu memiliki seorang anak laki-laki dan seorang anak perempuan. Walaupun orang tua mereka saling bermusuhan tetapi mereka saling mencintai.

Hubungan asmara itu dijalani dengan sembunyi-sembunyi. Mereka bertemu disaat orang tuanya sedang sibuk mengurus kerajaan. Pada suatu malam yang sunyi mereka bertemu di kandang sapi kerajaan. Malam itu terjadilah sebuah tragedi yang mengawali hubungan percintaan mereka hancur. Mereka terlanjur melakukan hubungan suami istri.
Beberapa bulan berlalu, sang putri pun semakin terlihat gemuk. Melihat kondisi putri yang mencurigakan, raja pun menyuruh pengawal membawa putri ke rumah tabib untuk diperiksa. Hasil pemeriksaan putri dinyatakan dalam keadaan hamil.
Mengetahui kondisi putri hamil bersama anak dari kerajaan musuh, maka raja pun sangat marah. Dia tidak merestui sang putri menikah dengan kekasihnya. Takut menjadi bahan hinaan banyak orang. Raja pun mengambil keputusan untuk membuang sang putri dengan menggunakan perahu kecil.
Akhirnya sang putri dibuang bersama seekor anjing jantan. Dalam perahu sang putri menangis mengingat nasib yang dialaminya. Beberapa hari berlalu sang putri bersama seekor anjing itu terdampar di sebuah pulau yang sekarang bernama Pulau Nias.

YA'AHOWU: Lokasi Wisata di Pulau Nias

YA'AHOWU: Lokasi Wisata di Pulau Nias: Beberapa Tempat wisata Di Kabupaten Nias : 1. Muara Indah Muara Indah merupakan suatu kawasan yang sangat indah berjarak 15 km dari kota...